Investasi Anak Usia Dini

BKKBN: Investasi Anak Usia Dini Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BKKBN: Investasi Anak Usia Dini Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BKKBN: Investasi Anak Usia Dini Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

JAKARTA - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) menegaskan pentingnya investasi di bidang anak usia dini sebagai langkah strategis dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi Indonesia.

Menurut Sekretaris Kemendukbangga/BKKBN, Budi Setiyono, investasi pada anak usia dini tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam sosialisasi program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang digelar di Jakarta, Senin, Budi memaparkan bahwa setiap satu dolar investasi yang dikucurkan untuk anak usia dini mampu memberikan hasil hingga tujuh kali lipat di masa mendatang.

“Setiap 1 dolar yang diinvestasikan dalam program anak usia dini yang berkualitas dapat menghasilkan return sebanyak 7 dolar dalam bentuk manfaat sosial dan ekonomi di masa yang akan datang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa bentuk investasi ini berperan besar dalam mempersiapkan generasi produktif yang berkualitas. Anak-anak yang memperoleh asuhan dan pendidikan optimal sejak dini akan tumbuh menjadi sumber daya manusia unggul, sehingga mampu berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.

Dampak Ekonomi dari Pendidikan Anak Usia Dini

Budi menjelaskan, investasi di bidang anak usia dini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Ia mencontohkan bahwa negara-negara yang serius berinvestasi pada pengembangan anak sejak usia dini terbukti memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi serta produktivitas tenaga kerja yang meningkat.

“Dalam konteks ini bisa mengurangi defisit dan memperkuat ekonomi, mendorong kesuksesan di sekolah dan kehidupan berikutnya, serta mengurangi biaya sosial bagi anak-anak yang berisiko, misalnya anak menjadi kriminal dan sebagainya kalau mereka tidak dididik secara baik,” paparnya.

Menurut Budi, manfaat ekonomi dari investasi anak usia dini tidak hanya bersifat jangka panjang, tetapi juga jangka pendek. Dalam jangka pendek, kebijakan ini dapat meningkatkan partisipasi tenaga kerja perempuan dan membuka peluang pertumbuhan sektor ekonomi rumah tangga. Dalam jangka panjang, hal ini memperkuat fondasi sumber daya manusia yang adaptif dan produktif menghadapi perubahan zaman.

Program Tamasya sebagai Wujud Komitmen Pemerintah

Untuk memperkuat langkah tersebut, BKKBN melalui Kemendukbangga menginisiasi program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya). Program ini bertujuan menciptakan lingkungan pengasuhan anak yang berkualitas, aman, serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Menurut Budi, program Tamasya merupakan salah satu wujud nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan generasi unggul yang siap bersaing di era global. “Sebagai salah satu komitmen untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, maka Kemendukbangga/BKKBN menginisiasi program Taman Asuh Sayang Anak atau Tamasya,” katanya.

Hingga saat ini, sudah terdapat lebih dari 3.200 layanan Tamasya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah mendapatkan sertifikasi resmi. Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap layanan pengasuhan anak berkualitas.

Selain menjadi tempat pengasuhan anak, Tamasya juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi orang tua mengenai pentingnya stimulasi dan perhatian terhadap tumbuh kembang anak sejak dini. Dengan dukungan tenaga terlatih, fasilitas tersebut diharapkan mampu menjadi model pengasuhan anak yang efektif dan dapat diadopsi di berbagai daerah.

Dampak terhadap Peningkatan Partisipasi Perempuan

Salah satu efek penting dari tersedianya fasilitas pengasuhan anak seperti Tamasya adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Budi menyebutkan, berdasarkan berbagai studi internasional, ketersediaan layanan child care atau tempat penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas dapat meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan antara 10 hingga 20 persen.

“Ini juga menunjukkan kalau seandainya sekarang di tempat kita ada 35 persen dari angkatan kerja perempuan tingkat partisipasinya, maka kalau disediakan child care seperti Tamasya ini, mampu meningkatkan tingkat partisipasinya sampai 20 persen,” jelasnya.

Kenaikan tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja tentu akan berdampak positif terhadap ekonomi nasional. Selain memperluas basis tenaga kerja produktif, hal ini juga mendorong pemerataan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Program seperti Tamasya menjadi bukti bahwa pembangunan manusia tidak hanya berfokus pada peningkatan angka kelahiran yang terkendali, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.

Investasi Sosial untuk Masa Depan Bangsa

Investasi pada anak usia dini tidak semata tentang pendidikan formal, tetapi juga mencakup aspek kesehatan, gizi, dan lingkungan sosial yang mendukung tumbuh kembang anak. Budi menekankan bahwa masa awal kehidupan anak adalah periode emas yang menentukan kualitas kehidupan di masa dewasa.

Melalui dukungan pemerintah, kolaborasi lembaga pendidikan, serta partisipasi masyarakat, diharapkan investasi pada anak usia dini dapat terus berkembang sebagai bagian integral dari strategi pembangunan nasional.

Dengan pendekatan yang holistik, BKKBN optimistis program ini dapat memperkuat pondasi ekonomi Indonesia di masa depan sekaligus menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, sehat, dan berdaya saing global.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index