JAKARTA - Di Desa Banua Gea, Kecamatan Tuhemberua, Kabupaten Nias Utara, program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya memberi manfaat bagi anak-anak sekolah, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi lokal.
Sejak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Banua Gea, program ini telah menyentuh lebih dari 2.000 penerima manfaat dari 17 sekolah mulai dari PAUD hingga SMA/SMK.
Kepala SPPG Desa Banua Gea, Dariusman Telaumbanua, menjelaskan bahwa seluruh proses pengolahan MBG dilakukan sesuai standar, mulai dari kondisi dapur, tempat penyimpanan bahan mentah, hingga pengemasan makanan.
“Seluruh proses pengolahan makanan bergizi gratis (MBG) ini sudah sesuai standar, baik kondisi dapur, tempat penyimpanan bahan mentah dan tempat pengemasan MBG,” ujarnya kepada rri.co.id.
Dengan melibatkan 47 relawan, SPPG Banua Gea memastikan distribusi MBG berjalan lancar. Program ini menghadirkan makanan segar dari bahan-bahan lokal, termasuk beras, ayam, ikan, dan sayuran.
Bahan baku sebagian dipasok langsung oleh masyarakat desa, sedangkan sebagian lagi didatangkan dari Gunungsitoli. Menu disiapkan berbeda setiap hari: dari Senin hingga Jumat berupa makanan basah yang langsung diolah relawan, sedangkan pada hari Sabtu berupa makanan kering siap saji.
Lapangan Kerja Baru dan Pemberdayaan UMKM
Lebih dari sekadar program gizi, MBG di Desa Banua Gea membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Aktivitas program ini mendorong pembukaan lahan pertanian untuk menanam sayuran, meningkatkan omset peternak, pedagang sembako, hingga nelayan setempat.
“Keberadaan SPPG di Desa Banua Gea tidak mencemarkan lingkungan karena kita sudah bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nias Utara, dan bahkan sampah organik dibawa oleh para relawan untuk pakan ternak setiap harinya,” ungkap Dariusman.
Inisiatif ini sekaligus menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat dalam produksi bahan pangan, baik dari sektor pertanian, peternakan, maupun perikanan, MBG memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan UMKM desa.
Pengawasan dari Pemerintah dan Aparat Keamanan
Pelaksanaan MBG di Kecamatan Tuhemberua mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah serta pengawasan ketat dari aparat TNI/Polri. Babinsa Koramil 06/Tuhemberua, Sertu Daniel Zega, memastikan proses pengolahan dan distribusi MBG sesuai prosedur.
“Selama pelaksanaan pengolahan MBG di SPPG Desa Banua Gea sudah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Begitu juga penerima manfaat sudah menikmati MBG tersebut tanpa adanya kasus keracunan makanan,” ujar Daniel.
Sertu Daniel menambahkan, apabila terjadi kendala mulai dari pengolahan hingga penyaluran di sekolah, koordinasi akan tetap dilakukan dengan SPPG Banua Gea. Hal ini menjamin setiap siswa menerima makanan bergizi tepat waktu dan aman.
Dukungan Masyarakat dan Kontrol Sosial
Program MBG juga mendapat apresiasi dari masyarakat setempat. Salah seorang warga sekaligus kontrol sosial, Melius Zai, menyatakan bahwa program ini berjalan aman, lancar, dan tidak menimbulkan masalah bagi penerima manfaat.
“Saya sebagai masyarakat, sangat mendukung pihak terkait bila pemberian makan bergizi gratis ini direalisasikan kepada balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di seluruh desa di Kecamatan Tuhemberua Kabupaten Nias Utara,” kata Melius.
Dukungan warga ini menunjukkan bahwa MBG bukan hanya proyek pemerintah, tetapi juga program yang menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung. Keterlibatan masyarakat lokal sebagai pemasok bahan baku dan relawan memastikan program berjalan dengan efektif dan berkelanjutan.
Menjaga Kualitas dan Lingkungan
Selain memperhatikan kualitas gizi, SPPG Banua Gea juga menekankan pengelolaan lingkungan. Sampah organik dari dapur MBG dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sehingga mengurangi limbah dan mendukung praktik ramah lingkungan.
Praktik ini menjadi contoh integrasi program sosial dengan keberlanjutan lingkungan, sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal.
Program ini juga memotivasi warga untuk memanfaatkan sumber daya alam secara produktif. Penanaman sayur-sayuran dan pengelolaan ternak di sekitar desa tidak hanya menyuplai MBG, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat.
Dampak Jangka Panjang bagi Pendidikan dan Gizi
MBG membantu siswa dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk menunjang kegiatan belajar. Dengan dukungan TNI/Polri, pemerintah daerah, dan relawan, distribusi makanan berjalan tertib, aman, dan tepat sasaran.
Selain gizi, program ini memberikan pendidikan tidak langsung tentang pentingnya pangan bergizi, kebersihan, dan praktik pertanian berkelanjutan.
Siswa juga belajar dari praktik nyata masyarakat yang memproduksi bahan pangan lokal, menciptakan kesadaran tentang hubungan antara gizi, kesehatan, dan ekonomi desa.
MBG Sebagai Motor Ekonomi dan Gizi Lokal
Program MBG di Desa Banua Gea membuktikan bahwa program sosial dapat berperan ganda: meningkatkan gizi anak dan sekaligus mendorong ekonomi lokal.
Melalui pemberdayaan relawan, pelibatan masyarakat, dan pengawasan aparat, MBG memberikan manfaat luas bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan dukungan berbagai pihak, MBG menjadi contoh sukses integrasi program sosial dengan pengembangan UMKM, ketahanan pangan, dan praktik ramah lingkungan.
Desa Banua Gea menunjukkan bahwa program gizi nasional bisa menjadi pendorong ekonomi lokal, sekaligus menjaga generasi muda tetap sehat dan produktif.