JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencatatkan kinerja luar biasa pada kuartal III-2025 dengan laba bersih sebesar Rp464 miliar.
Angka ini melonjak hampir 100 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencapai Rp4,06 miliar. Lonjakan laba ini menunjukkan efektivitas strategi perusahaan dalam mengelola pertumbuhan secara cerdas dan berkelanjutan.
Direktur Utama BNC, Eri Budiono, menegaskan, “Capaian kuartal ketiga ini menunjukkan efektivitas strategi kami dalam mengelola pertumbuhan secara cerdas dan menghasilkan laba yang berkesinambungan.”
Pernyataan ini sekaligus menegaskan posisi BNC sebagai salah satu bank digital yang mampu menunjukkan kinerja keuangan impresif di tengah persaingan industri perbankan digital Indonesia.
Perbaikan Kinerja dan Profitabilitas
Kinerja BNC tercermin dari indikator keuangan utama. Return on Assets (ROA) meningkat signifikan menjadi 3,45 persen pada September 2025, naik dari hanya 0,03 persen di periode yang sama tahun lalu.
Return on Equity (ROE) juga naik drastis menjadi 16,96 persen, dibandingkan 0,16 persen sebelumnya. Peningkatan ini menandakan efisiensi penggunaan aset dan modal yang lebih optimal serta keberhasilan strategi bisnis perusahaan.
Selain itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menurun dari 99,88 persen menjadi 82,81 persen, menandakan efisiensi operasional yang lebih baik.
Cost to Income Ratio (CIR) membaik ke 31,59 persen dari 33,47 persen. Net Interest Margin (NIM) tetap stabil di 14,81 persen, mencerminkan strategi pembiayaan yang terkendali dan menguntungkan.
Peningkatan Kualitas Aset
Perbaikan kualitas aset juga tercatat pada kuartal III-2025. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun dari 3,72 persen pada September 2024 menjadi 2,92 persen. Penurunan NPL net dari 0,99 persen menjadi 0,23 persen menunjukkan bahwa BNC mampu menerapkan manajemen risiko secara selektif terhadap kualitas debitur.
Total aset BNC tercatat stabil di Rp18,43 triliun, nyaris setara dengan posisi tahun sebelumnya Rp18,46 triliun. Sementara penyaluran kredit tercatat Rp7,49 triliun, turun 19,1 persen dibandingkan Rp9,26 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini menjadi strategi bank untuk menjaga kualitas kredit sambil tetap mendorong pertumbuhan profitabilitas.
Strategi Pertumbuhan Kredit
Dalam upaya memperkuat penyaluran kredit, BNC menargetkan ekspansi melalui mitra channelling, platform Neo Pinjam, dan peluncuran produk pinjaman baru. Kredit melalui produk Neo Pinjam telah tumbuh 139 persen secara tahunan (year-on-year), menunjukkan keberhasilan strategi digital lending yang diterapkan bank.
Dana pihak ketiga (DPK) tercatat stabil di Rp13,62 triliun pada akhir kuartal III-2025, sedikit menurun dari Rp13,64 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Secara triwulanan, DPK tumbuh 2,2 persen dibandingkan posisi Juni 2025 sebesar Rp13,33 triliun. Stabilitas ini menunjukkan loyalitas nasabah serta keberhasilan BNC dalam menjaga likuiditas yang sehat.
Modal dan Rasio Perbankan yang Kuat
Modal inti BNC meningkat 15,5 persen menjadi Rp3,94 triliun, sedangkan ekuitas bertumbuh 13,5 persen menjadi Rp4,13 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) tetap kokoh di level 46,73 persen, meningkat dari 34,18 persen pada tahun sebelumnya. Loan to Deposit Ratio (LDR) turun menjadi 54,99 persen dari 65,48 persen, menandakan pengelolaan risiko likuiditas yang lebih prudent.
Momentum Positif untuk Bank Digital
BNC menilai pencapaian ini sebagai pijakan strategis untuk memperkuat posisinya di industri perbankan digital. Eri Budiono menyatakan bahwa bank berada di jalur yang tepat untuk menjadi bank digital yang tumbuh konsisten, berfokus pada profitabilitas jangka panjang, serta memberikan manfaat optimal bagi nasabah.
“BNC berada di jalur yang tepat untuk menjadi bank dengan layanan digital yang tumbuh konsisten, disertai perbaikan kinerja yang berkelanjutan. Selain memberikan manfaat bagi nasabah setia, kami akan terus berinovasi dan menjaga fokus pada profitabilitas jangka panjang demi memberikan nilai terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Eri.
Sinergi Teknologi dan Manajemen Risiko
Keberhasilan BNC tidak lepas dari pemanfaatan teknologi digital yang efektif dan manajemen risiko yang selektif. Strategi ini memungkinkan bank menurunkan NPL, mengendalikan kualitas kredit, dan memaksimalkan return aset. Digitalisasi proses operasional turut mendorong efisiensi, meningkatkan profitabilitas, serta memperkuat modal.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun kinerja kuartal III-2025 impresif, BNC tetap menghadapi tantangan dalam mempertahankan pertumbuhan kredit dan likuiditas di tengah persaingan perbankan digital yang ketat. Penurunan LDR dan fokus pada kualitas kredit menjadi strategi penting untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Bank juga memanfaatkan peluang melalui ekspansi mitra channelling dan pengembangan produk digital, termasuk Neo Pinjam, untuk menjangkau segmen pasar lebih luas. Strategi ini diharapkan memperkuat posisi BNC sebagai pemain utama dalam industri perbankan digital di Indonesia.
Pertumbuhan Bank Digital Makin Kokoh
Bank Neo Commerce membuktikan bahwa kombinasi transformasi digital dan manajemen risiko yang cermat dapat menghasilkan pertumbuhan laba yang luar biasa. Dengan ROA dan ROE meningkat signifikan, NPL menurun, serta stabilitas DPK dan modal yang kuat, BNC menunjukkan pijakan kokoh untuk ekspansi lebih lanjut.
Kesuksesan ini menegaskan bahwa bank digital dapat bersaing secara kompetitif dengan bank konvensional, sambil tetap menjaga fokus pada profitabilitas jangka panjang dan kepuasan nasabah. Inovasi produk digital, efisiensi operasional, serta penguatan modal menjadi faktor utama dalam pencapaian luar biasa kuartal III-2025.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                  