Tol Baru

Lima Ruas Tol Baru Tingkatkan Mobilitas dan Akses Transportasi Nasional

Lima Ruas Tol Baru Tingkatkan Mobilitas dan Akses Transportasi Nasional
Lima Ruas Tol Baru Tingkatkan Mobilitas dan Akses Transportasi Nasional

JAKARTA - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berhasil menambah lima ruas jalan tol baru dalam setahun terakhir. 

Penambahan ini tidak hanya memperluas jaringan transportasi nasional, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah, khususnya di Sumatera dan Jawa.

Penambahan Lima Ruas Tol Strategis

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), lima ruas tol baru dengan total panjang 90,79 km telah beroperasi. Dari jumlah tersebut, empat ruas berada di Sumatera, sementara satu ruas berlokasi di Jawa.

Berikut daftar lima ruas tol baru yang mulai beroperasi:

Tol Binjai-Langsa Seksi Tanjung Pura-Pangkalan Brandan sepanjang 18,85 km, beroperasi sejak 25 Februari 2025.

Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 2 Kuala Tanjung-Interchange Indrapura sepanjang 10,15 km, beroperasi pada 25 Februari 2025.

Tol Pekanbaru-Padang Seksi Sicincin-Padang sepanjang 35,45 km, mulai beroperasi 19 Mei 2025.

Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Seksi Klaten-Prambanan sepanjang 7,85 km, dibuka 30 Juni 2025.

Tol Betung (Sp. Sekayu)-Tempino-Jambi Seksi 3 IC Tempino-IC Sp. Ness sepanjang 18,49 km, beroperasi 9 September 2025.

Lima ruas tol ini diharapkan mempercepat akses transportasi dan distribusi barang, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Pembangunan jalan tol menjadi salah satu instrumen strategis pemerintah untuk membuka peluang investasi dan menggerakkan mobilitas masyarakat di berbagai daerah.

Total Panjang Tol Nasional Mencapai 3.111,28 Km

Dengan penambahan lima ruas tol baru, kini total panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia mencapai 3.111,28 km. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Sumatera: 1.104,42 km

Jawa: 1.838,06 km

Bali: 10,07 km

Kalimantan: 97,27 km

Sulawesi: 61,45 km

Penambahan ruas tol ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperkuat konektivitas antarwilayah, yang sejalan dengan visi Asta Cita Presiden untuk mendorong pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. 

Infrastruktur jalan tol yang memadai diharapkan dapat mempermudah distribusi logistik dan mempercepat mobilitas masyarakat, terutama di daerah yang selama ini minim akses transportasi.

Kontribusi Tol Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Jalan tol bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi. Dengan kemudahan akses dan waktu tempuh yang lebih singkat, pelaku usaha dapat mengefisienkan distribusi barang, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan produktivitas daerah.

Misalnya, ruas tol di Sumatera seperti Tol Binjai-Langsa dan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat mendukung sektor perdagangan dan industri di wilayah pantai timur Sumatera, sehingga menarik investasi baru dan membuka lapangan kerja. Sementara di Jawa, Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo mempermudah akses ke kawasan wisata dan bandara, meningkatkan konektivitas serta potensi ekonomi lokal.

Proyek Jalan Tol Baru Dimulai

Selain lima ruas tol yang sudah beroperasi, satu proyek tol baru juga dimulai konstruksinya, yaitu Tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 32,03 km. Proyek ini menjadi bagian dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) III dan ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) pada 3 Oktober 2025.

Tol Bogor-Serpong via Parung diharapkan memangkas waktu tempuh perjalanan dari 2-3 jam menjadi sekitar 45 menit hingga 1 jam. Tidak hanya mempercepat mobilitas harian masyarakat Jabodetabek, tol ini juga memperkuat konektivitas kawasan industri dan perumahan di sekitarnya.

Strategi Pemerintah Memperkuat Infrastruktur Nasional

Penambahan ruas tol ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonomi berbasis konektivitas dan pemerataan pembangunan. Infrastruktur yang merata diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menarik investasi, dan membuka lapangan kerja baru.

Kepala BPJT menyatakan bahwa pembangunan jalan tol harus selaras dengan kebutuhan transportasi dan aktivitas ekonomi di setiap wilayah. Dengan demikian, tol bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan instrumen pembangunan ekonomi yang terintegrasi.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski sejumlah ruas tol telah beroperasi, pemerintah masih menghadapi tantangan dalam memastikan proyek berjalan tepat waktu, aman, dan efisien. Koordinasi antarlembaga, pengawasan konstruksi, dan penanganan lahan menjadi faktor penting agar tol dapat beroperasi sesuai target.

Namun, dengan perencanaan yang matang dan dukungan masyarakat, jalan tol diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup, mempercepat pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat konektivitas antarwilayah.

Dengan tambahan lima ruas tol baru dalam satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Indonesia semakin dekat pada target pembangunan infrastruktur yang merata. 

Tol-tol tersebut tidak hanya memperpendek jarak dan waktu tempuh, tetapi juga menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi daerah, membuka peluang investasi, dan meningkatkan daya saing nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index