JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan pentingnya generasi muda memperkuat kompetensi yang dinamis dan relevan dalam menghadapi tantangan industri modern.
Menurutnya, dunia kerja ke depan akan semakin kompleks dan kompetitif, sehingga hanya mereka yang memiliki keterampilan adaptif dan berpikir kritis yang dapat bersaing.
“Bekal kompetensi yang kuat akan menjadi kunci untuk bersaing di dunia kerja,” ujar Menaker. Ia menambahkan, kemampuan berbahasa asing dan sertifikasi profesional kini menjadi syarat utama dalam pasar tenaga kerja yang terus berkembang.
Menaker menekankan bahwa industri membutuhkan tenaga kerja yang tidak hanya siap pakai, tetapi juga mampu memberikan inovasi dan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dan Project Based Learning (PBL)
Salah satu strategi yang dijalankan pemerintah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten adalah melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) dan Project Based Learning (PBL) yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kemnaker.
Program ini dirancang agar peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kreatif, adaptif, dan problem solving.
PBL, menurut Menaker, merupakan salah satu inovasi utama di bawah kepemimpinannya. Dalam program ini, peserta dilatih melalui proyek nyata yang relevan dengan kebutuhan industri.
Misalnya, proyek smart building atau smart farming, di mana peserta merancang, mengerjakan, dan menawarkan solusi kepada perusahaan sebagai bagian dari praktik nyata.
“Disebut Project Based Learning karena peserta dilatih untuk menjadi problem solver. Misalnya ada proyek smart building atau smart farming, mereka bisa merencanakan, mengerjakan, dan menawarkan jasa atau solusi itu sendiri kepada perusahaan,” jelas Menaker yang juga Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB).
Membentuk Lulusan Mandiri dan Inovatif
PBL memberikan kesempatan bagi peserta untuk tidak hanya menunggu pekerjaan, tetapi juga mampu menawarkan jasa dan solusi inovatif. Menaker menekankan bahwa generasi muda harus memiliki keberanian untuk berinovasi dan memanfaatkan keterampilan yang diperoleh sebagai modal usaha mandiri.
“Kita ingin lulusan pelatihan tidak sekadar menunggu tawaran pekerjaan, tetapi justru bisa menawarkan jasanya. Misalnya, mereka bisa bilang ke perusahaan, ‘Saya bisa mengotomatisasi operasional gedung’ atau mengotomatisasi yang lainnya,” jelasnya.
Dengan pendekatan ini, lulusan diharapkan mampu mengembangkan ide kreatif yang bisa diterapkan langsung di dunia kerja, serta membuka peluang usaha baru.
Sinergi dengan Industri dan Dunia Pendidikan
Menaker menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan. Keterlibatan industri dalam merancang kurikulum pelatihan menjadi strategi penting agar peserta memperoleh keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kesiapan lulusan dalam menghadapi industri, tetapi juga mengurangi kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki tenaga kerja dan kebutuhan industri. Dengan demikian, lulusan PBK dan PBL diharapkan siap bekerja dan dapat bersaing secara global.
Generasi Muda Sebagai Motor Inovasi
Menaker menegaskan bahwa generasi muda merupakan motor penggerak inovasi di sektor industri dan ekonomi digital. Keterampilan teknis saja tidak cukup; kemampuan berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan adaptasi terhadap teknologi mutakhir menjadi kompetensi yang sangat dibutuhkan.
Pelatihan berbasis proyek juga mendorong peserta untuk mengembangkan soft skill, seperti komunikasi, kolaborasi, dan manajemen waktu, yang sangat penting dalam menghadapi lingkungan kerja modern.
Dengan pendekatan ini, peserta tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu berkontribusi aktif dalam peningkatan produktivitas perusahaan.
Dampak Positif Bagi Perekonomian
Selain menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, program PBK dan PBL diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan lulusan yang siap kerja dan inovatif, produktivitas industri akan meningkat, menciptakan peluang usaha baru, dan mendorong perkembangan sektor ekonomi kreatif.
Menaker menyebut, generasi muda yang memiliki kompetensi tinggi mampu menjadi inovator, bukan sekadar pekerja. Mereka bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan menawarkan solusi kreatif bagi perusahaan. Ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan ekosistem industri yang produktif dan adaptif.
Kesiapan Menghadapi Industri 4.0
Dalam menghadapi era industri 4.0, keterampilan adaptif dan inovatif menjadi sangat penting. Menaker menegaskan, pelatihan PBL dan PBK membekali peserta dengan kemampuan teknis sekaligus kecakapan berpikir kritis, problem solving, dan kreativitas.
Hal ini memastikan lulusan siap menghadapi tantangan industri modern, termasuk digitalisasi, otomatisasi, dan integrasi teknologi canggih di sektor produksi.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap generasi muda akan menjadi tenaga kerja yang kompeten, kreatif, dan mandiri. Lulusan PBK dan PBL tidak hanya siap bekerja, tetapi juga dapat menciptakan peluang kerja baru, mengembangkan inovasi, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Menaker menegaskan, kualitas kompetensi generasi muda adalah penentu daya saing Indonesia di kancah global. Program pelatihan berbasis proyek menjadi salah satu upaya untuk memastikan setiap peserta memiliki kesiapan teknis dan kemampuan problem solving yang mumpuni.
Menghadapi era industri modern, pemerintah melalui Kemnaker mendorong generasi muda untuk memperkuat kompetensi dan keterampilan yang relevan.
Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Project Based Learning menjadi strategi utama untuk menyiapkan tenaga kerja yang siap pakai, inovatif, dan mandiri.
Dengan bekal keterampilan yang tepat, generasi muda tidak hanya siap menghadapi tantangan industri, tetapi juga mampu menciptakan peluang kerja baru, berkontribusi pada produktivitas perusahaan, dan memperkuat daya saing nasional di tingkat global.
