JAKARTA - Kabar gembira datang bagi warga Tapal Kuda, khususnya masyarakat Lumajang dan Probolinggo.
Rencana pembangunan Tol Probolinggo–Lumajang (Tol ProLajang) kini memasuki tahap persiapan dan ditargetkan mulai dikerjakan pada 2026.
Tol ini akan membentang sepanjang 32 kilometer dan menjadi jalur strategis yang menghubungkan Kota Probolinggo dengan Kabupaten Lumajang.
Kehadiran tol ini diharapkan tidak hanya memudahkan transportasi, tetapi juga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi baru di wilayah selatan Jawa Timur.
Masyarakat setempat pun menunggu proyek ini dengan antusias, berharap pembangunan tol bisa berjalan sesuai rencana tanpa kendala.
Memangkas Waktu Tempuh Jadi 30 Menit
Selama ini, jalur utama Leces–Klakah sering dipadati kendaraan berat dan truk logistik, terutama pada musim libur. Kondisi ini kerap menyebabkan kemacetan parah sehingga perjalanan yang seharusnya memakan waktu satu jam bisa menjadi lebih lama.
Kehadiran Tol ProLajang diharapkan bisa mengurai kemacetan tersebut. Seorang pejabat Pemprov Jawa Timur menegaskan, “Tol ProLajang akan mempersingkat waktu tempuh Probolinggo–Lumajang dari lebih dari satu jam menjadi hanya sekitar 30 menit.” Hal ini berarti perjalanan menjadi lebih cepat dan aman, sekaligus meningkatkan efisiensi distribusi logistik di kawasan Tapal Kuda.
Selain itu, akses tol yang lebih cepat akan mempermudah layanan darurat, termasuk ambulans dan kendaraan kesehatan, sehingga warga dapat memperoleh penanganan medis lebih cepat saat dibutuhkan.
Skema KPBU dan Investasi Rp4,7 Triliun
Pembangunan tol ini melibatkan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dengan nilai investasi mencapai Rp4,7 triliun. Skema KPBU memungkinkan proyek infrastruktur ini tidak sepenuhnya bergantung pada APBN, sehingga pemerintah dapat mempercepat pembangunan sambil tetap menjaga anggaran negara.
Selain itu, keterlibatan KPBU membuka peluang bagi investor untuk berkontribusi, sekaligus menyediakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal selama proses pembangunan. Skema ini diyakini efektif untuk mempercepat pembangunan jalur strategis tanpa membebani anggaran pemerintah secara langsung.
Dampak Ekonomi bagi Masyarakat Lokal
Tol ProLajang diharapkan menjadi penggerak ekonomi baru di kawasan selatan Jawa Timur. Akses yang lebih cepat diyakini akan meningkatkan mobilitas perdagangan, mempermudah distribusi hasil pertanian, dan menarik wisatawan ke kawasan Bromo–Tengger–Semeru.
“Tol ini bukan hanya jalan baru, tapi harapan baru bagi Lumajang dan Probolinggo. Akses cepat, ekonomi tumbuh, dan kesejahteraan meningkat,” ujar Thoriqul Haq, mantan Bupati Lumajang pada 2019, seperti dikutip dari Radar Jember.
Pelaku usaha kecil hingga sektor pariwisata optimistis akses tol akan membantu mereka mengembangkan bisnis lokal, memperluas pasar, dan menarik lebih banyak pengunjung.
Infrastruktur ini pun diyakini akan membuka peluang investasi baru di sektor perdagangan dan pariwisata, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi regional secara menyeluruh.
Mendukung Layanan Publik dan Darurat
Selain aspek ekonomi, tol ini juga penting untuk mempercepat layanan darurat. Ambulans dan kendaraan kesehatan dapat mencapai lokasi lebih cepat, sementara distribusi logistik menjadi lebih efisien dan tepat waktu.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan bahwa pembangunan tol akan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan. Pembebasan lahan dilakukan secara transparan, dan kompensasi bagi warga terdampak diberikan secara adil untuk meminimalkan gesekan sosial.
Langkah ini penting agar pembangunan tol tidak menimbulkan masalah sosial dan tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat.
Bagian dari Strategi Nasional
Tol ProLajang termasuk dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Jawa Timur. Proyek ini menjadi bagian penting dari Kawasan Prioritas Bromo–Tengger–Semeru.
Ke depan, pemerintah berencana memperpanjang tol hingga Jatiroto dan Jember, membuka akses ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat Tapal Kuda.
Integrasi tol dengan kawasan industri, pertanian, dan pariwisata diharapkan meningkatkan efisiensi dan produktivitas regional, sekaligus memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Timur bagian selatan.
Tantangan dan Harapan Warga
Masyarakat berharap proyek ini berjalan tepat waktu dan tidak berhenti pada tahap rencana. Target operasional tol ditetapkan pada 2028. Jika terealisasi sesuai jadwal, perjalanan antara Probolinggo dan Lumajang akan menjadi lebih efisien, mendukung aktivitas ekonomi, mobilitas masyarakat, dan layanan publik.
Selain itu, proyek ini membuka lapangan kerja bagi tenaga lokal selama tahap konstruksi dan pemeliharaan. Hal ini diyakini akan meningkatkan kesejahteraan warga secara langsung, sekaligus memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pembangunan daerahnya sendiri.
Tol ProLajang sebagai Simbol Kemajuan
Tol Probolinggo–Lumajang lebih dari sekadar jalan baru. Ia menjadi simbol aspirasi warga Tapal Kuda untuk percepatan mobilitas, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup.
Infrastruktur ini menghubungkan sektor pertanian, industri, hingga pariwisata, menciptakan jalur kemakmuran bagi masyarakat. Bagi warga Lumajang dan Probolinggo, tol ini membuka peluang ekonomi lebih luas, mempercepat layanan publik, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Jika terealisasi sesuai rencana, Tol Probolinggo–Lumajang akan menjadi ikon pembangunan Jawa Timur bagian selatan. Proyek ini membuktikan bahwa infrastruktur strategis bisa menjadi penggerak ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata.
Dengan total panjang 32 kilometer dan rencana operasional pada 2028, Tol Probolinggo–Lumajang bukan hanya mempersingkat jarak, tetapi juga membuka peluang baru bagi perdagangan, pariwisata, dan investasi di Tapal Kuda.
Bagi masyarakat, tol ini menjadi simbol harapan dan kemajuan, yang membawa akses cepat, ekonomi tumbuh, dan kesejahteraan meningkat.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                  