WIJAYA KARYA

Wijaya Karya Garap Proyek Limbah Jakarta Senilai Rp1,8 Triliun 2025

Wijaya Karya Garap Proyek Limbah Jakarta Senilai Rp1,8 Triliun 2025
Wijaya Karya Garap Proyek Limbah Jakarta Senilai Rp1,8 Triliun 2025

JAKARTA - Upaya pemerintah mewujudkan Jakarta sebagai kota yang bersih dan berkelanjutan mendapat dukungan besar dari BUMN konstruksi nasional, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). 

Perusahaan tersebut resmi memulai pengerjaan proyek pengolahan air limbah domestik berskala besar di Duri Kosambi, Jakarta Barat, yang menjadi bagian dari Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zone 6 – Paket 1.

Proyek bernilai Rp1,8 triliun ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sistem sanitasi ibu kota. Tidak hanya soal pembangunan infrastruktur, proyek tersebut juga merupakan wujud nyata komitmen Indonesia dalam menjaga kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat perkotaan.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), menegaskan bahwa proyek JSDP ini akan menjadi salah satu pekerjaan paling strategis dalam sejarah perusahaan.

“Bersama para mitra strategis kami dalam KSO, kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek WWTP Zona 6 ini dengan kualitas terbaik dan tepat waktu,” ujar Agung.

Kolaborasi dengan Jepang dalam Skema KSO

Proyek pengolahan air limbah ini digarap dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara WIKA dan perusahaan konstruksi asal Jepang, Obayashi Corporation. Dalam kerja sama tersebut, WIKA bertindak sebagai pelaksana utama pekerjaan sipil dengan porsi tanggung jawab yang mencakup lebih dari separuh total nilai kontrak.

Kerja sama lintas negara ini menunjukkan bahwa WIKA memiliki reputasi kuat dalam menangani proyek infrastruktur berteknologi tinggi. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab WIKA meliputi pembangunan struktur utama fasilitas pengolahan air limbah, mulai dari Headworks hingga Sludge Treatment Building.

Proyek ini merupakan bagian dari program besar pemerintah dalam meningkatkan kualitas sistem sanitasi di wilayah perkotaan. Diharapkan, proyek JSDP Zone 6 ini mampu menjadi model pengelolaan air limbah modern yang efisien dan berkelanjutan di Indonesia.

Pendanaan Didukung oleh JICA

Sebagai proyek berskala besar yang berpengaruh langsung terhadap kualitas lingkungan hidup, pembiayaan pembangunan fasilitas ini didukung oleh pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan kode proyek IP-579. 

Skema pendanaan dari lembaga internasional ini memperlihatkan kepercayaan dunia terhadap kemampuan Indonesia dalam mengelola proyek infrastruktur berkelanjutan.

Menurut Agung, dukungan pendanaan dari JICA menunjukkan pengakuan terhadap rekam jejak dan kompetensi WIKA.

 “Penunjukan ini adalah bukti kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kompetensi WIKA dalam mengerjakan proyek infrastruktur yang kompleks dan berteknologi tinggi,” ujarnya.

Selain dukungan finansial, keterlibatan Jepang dalam proyek ini juga membuka peluang transfer pengetahuan dan teknologi konstruksi, yang pada akhirnya akan memperkuat kemampuan tenaga kerja Indonesia di bidang teknik sipil dan rekayasa bawah tanah.

Gunakan Teknologi Konstruksi Bawah Tanah Modern

Pengerjaan proyek di Duri Kosambi menghadirkan tantangan tersendiri karena kondisi tanah di wilayah Jakarta Barat yang relatif lunak. 

Untuk mengatasinya, proyek JSDP Zone 6 menerapkan metode Pneumatic Caisson, sebuah teknologi konstruksi bawah tanah bertekanan tinggi yang dikenal efektif dalam menjaga stabilitas tanah serta meningkatkan keselamatan kerja.

Metode ini memungkinkan pembangunan struktur bawah tanah dengan lebih efisien tanpa risiko amblesan atau longsoran. Penerapannya di proyek WIKA menunjukkan kemajuan dalam adopsi teknologi modern di sektor konstruksi Indonesia.

Selain aspek teknis, penerapan metode tersebut juga memiliki dampak langsung terhadap kualitas lingkungan. Sistem pengolahan air limbah yang dibangun diharapkan mampu mengurangi pencemaran di badan air seperti sungai dan kanal di Jakarta.

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Kesehatan Warga

Proyek JSDP Zone 6 diharapkan dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat Jakarta, terutama dalam peningkatan kualitas air dan lingkungan. 

Dengan sistem pengolahan air limbah yang lebih modern, air buangan rumah tangga akan diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan kembali ke lingkungan.

Langkah ini penting untuk mengurangi beban pencemaran air tanah dan permukaan, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup warga perkotaan. 

Selain itu, proyek ini juga berperan dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi layak, mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), dan memperkuat fondasi Jakarta menuju kota hijau dan sehat.

“Proyek ini tidak hanya penting bagi WIKA, tetapi juga bagi peningkatan kualitas hidup dan kesehatan lingkungan masyarakat Jakarta,” tutur Agung menambahkan.

Dalam jangka panjang, proyek pengolahan air limbah Duri Kosambi akan mendukung upaya pemerintah daerah dalam memperluas sistem sewerage di Jakarta. Hasilnya diharapkan berupa penurunan tingkat pencemaran sungai, peningkatan akses sanitasi perkotaan, serta terbentuknya lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Transformasi WIKA Menuju Infrastruktur Ramah Lingkungan

Selain berkontribusi terhadap pembangunan sanitasi, proyek senilai Rp1,8 triliun ini juga menandai transformasi WIKA sebagai perusahaan konstruksi berorientasi hijau. 

Dengan portofolio proyek yang semakin beragam, WIKA kini tidak hanya fokus pada pembangunan gedung, jembatan, dan jalan, tetapi juga proyek lingkungan hidup dan pengolahan limbah.

Proyek JSDP Zone 6 menjadi bukti bahwa WIKA aktif mendukung agenda pembangunan berkelanjutan nasional (SDGs), terutama dalam bidang kesehatan lingkungan dan air bersih.

Dengan kolaborasi bersama Jepang, dukungan pendanaan JICA, serta penerapan teknologi bawah tanah modern, proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zone 6 menjadi langkah penting menuju Jakarta yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Bagi WIKA, proyek ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi juga tentang meninggalkan jejak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, proyek pengolahan limbah senilai Rp1,8 triliun ini menegaskan peran WIKA sebagai pionir pembangunan hijau di Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index