JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia menghadapi ketidakpastian global yang mempengaruhi perekonomian pada kuartal pertama 2025, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang cukup signifikan. Hal ini disampaikan Sri Mulyani dalam keterangannya di Jakarta yang menyoroti peran penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjaga daya beli masyarakat.
“Di tengah perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian yang terjadi, perekonomian Indonesia tetap cukup resilien. Hal ini menunjukkan bahwa berbagai kebijakan fiskal yang telah dijalankan pemerintah terbukti efektif,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan bahwa salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini adalah konsumsi rumah tangga yang didorong oleh berbagai insentif fiskal yang diberikan pemerintah. Beberapa langkah konkret dalam APBN yang mendukung daya beli masyarakat di antaranya adalah pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), diskon tarif listrik dan tol, serta kebijakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) DTP untuk sektor properti. Selain itu, sektor padat karya juga mendapat dukungan melalui kebijakan PPh 21 DTP, yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli dan memperkuat konsumsi rumah tangga.
“APBN berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat. Kebijakan seperti THR, diskon tarif listrik dan tol, serta PPN DTP untuk properti dan PPh 21 DTP bagi sektor padat karya menjadi bagian dari upaya untuk memastikan masyarakat tetap dapat berbelanja dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” lanjut Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas harga pangan untuk memastikan daya beli masyarakat tidak tergerus inflasi yang tinggi. Salah satu upaya penting yang telah dilakukan adalah mengoptimalkan peran Perum Bulog dalam mengendalikan distribusi pangan strategis. Hal ini bertujuan untuk mencegah lonjakan harga barang pokok yang dapat mengganggu kestabilan perekonomian, khususnya bagi kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah.
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Global
Meski demikian, Sri Mulyani mengingatkan bahwa tantangan global belum sepenuhnya mereda. Ketidakpastian geopolitik, ketegangan perdagangan, dan potensi krisis ekonomi di berbagai belahan dunia menjadi ancaman yang harus dihadapi Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah akan terus memantau situasi dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang lebih baik guna menghadapinya.
“Pemerintah tetap berkomitmen untuk memitigasi risiko yang ada, baik dari sisi ekonomi maupun sosial. Kami akan terus memperkuat kebijakan-kebijakan yang mendukung stabilitas ekonomi, antara lain melalui deregulasi, pembentukan Satgas Ketenagakerjaan, serta penguatan strategi ekonomi nasional,” jelas Sri Mulyani.
Pemerintah juga terus melakukan koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk mengatasi hambatan dalam perdagangan dan investasi yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi. Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Sri Mulyani menekankan pentingnya kolaborasi lebih erat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menciptakan kebijakan yang lebih responsif terhadap dinamika ekonomi global yang terus berkembang.
Kerja Sama Global untuk Menghadapi Risiko Geopolitik
Di tingkat global, Indonesia tidak tinggal diam. Pemerintah aktif membangun kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara sahabat untuk merespons berbagai risiko geopolitik yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sri Mulyani juga menegaskan bahwa ini adalah momen yang baik bagi semua kementerian dan lembaga terkait untuk bekerja lebih koordinatif dalam memperbaiki iklim investasi dan memperlancar jalur perdagangan internasional.
“Ini adalah momentum bagi semua kementerian dan lembaga untuk lebih berkoordinasi dalam mengatasi hambatan perdagangan dan investasi. Kami ingin memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang menarik untuk berinvestasi, meskipun di tengah ketidakpastian global yang ada,” pungkas Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa stabilitas ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada kebijakan yang tepat dan responsif terhadap dinamika yang terjadi baik di dalam negeri maupun secara internasional. Pemerintah akan terus berupaya menjaga ketahanan ekonomi dengan berbagai langkah antisipatif yang bersifat proaktif dan efektif.
APBN sebagai Pilar Ekonomi Nasional
Dengan berbagai langkah tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN menjadi pilar utama dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan fiskal agar dapat menghadapi tantangan global dan memastikan perekonomian Indonesia tetap tumbuh secara berkelanjutan di masa depan.
Dengan kebijakan yang mendukung konsumsi rumah tangga dan stabilitas harga pangan, serta upaya mitigasi terhadap potensi risiko global, Sri Mulyani optimis Indonesia dapat melewati ketidakpastian ekonomi global dengan lebih kuat dan lebih resilien.