Delegasi Indonesia Tanam Pohon Dukung Komitmen Iklim Menuju COP30 Brasil

Senin, 03 November 2025 | 13:32:22 WIB
Delegasi Indonesia Tanam Pohon Dukung Komitmen Iklim Menuju COP30 Brasil

JAKARTA — Langkah nyata dalam menghadapi krisis iklim kembali ditunjukkan oleh Indonesia. Menjelang Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Brasil, Delegasi Republik Indonesia melakukan aksi simbolis berupa penanaman pohon untuk mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan dari perjalanan panjang ke benua Amerika Latin.

Inisiatif ini menjadi bukti bahwa diplomasi lingkungan yang dilakukan Indonesia tidak berhenti di ruang perundingan, tetapi diiringi dengan aksi konkret di dalam negeri. Gerakan tersebut sekaligus mempertegas komitmen Indonesia terhadap prinsip keberlanjutan, di mana setiap langkah di forum global selalu diikuti dengan tanggung jawab ekologis yang nyata.

Diplomasi Hijau dalam Langkah Nyata

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan, perjalanan dari Jakarta menuju Sao Paulo, Brasil, menempuh jarak sekitar 16.000 kilometer. Perjalanan pulang-pergi delegasi ini diperkirakan menghasilkan emisi sekitar 2,6 ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂e) per orang.

Untuk menyeimbangkan jejak karbon tersebut, dilakukan penanaman pohon secara berkelanjutan. Setiap pohon dewasa, kata Hanif, mampu menyerap rata-rata 30 hingga 50 kilogram CO₂ per tahun. Melalui aksi kolektif yang dilakukan secara konsisten, penyerapan emisi dapat memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang.

“Gerakan ini menunjukkan bahwa setiap langkah diplomasi internasional yang kita tempuh selalu diiringi dengan aksi nyata di dalam negeri. Inilah makna sejati dari Think Globally, Act Locally,” ujar Hanif.

Ia menegaskan bahwa keberangkatan Delegasi RI ke COP30 harus dibarengi dengan tanggung jawab ekologis yang jelas. Aksi ini menjadi contoh bahwa setiap aktivitas resmi, termasuk perjalanan dinas, perlu diimbangi dengan kontribusi positif terhadap lingkungan.

Kolaborasi Pentaheliks untuk Transisi Hijau

Penanaman pohon dilaksanakan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari kementerian dan lembaga pemerintah, mitra pembangunan, dunia usaha, akademisi, hingga masyarakat setempat.

Kolaborasi lintas sektor tersebut menunjukkan bahwa upaya mengatasi perubahan iklim tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Pendekatan pentaheliks — pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media — menjadi fondasi kuat dalam mendorong transisi menuju pembangunan rendah karbon.

“Keberhasilan agenda iklim tidak berhenti pada dokumen dan forum internasional, melainkan tercermin dari kesinambungan aksi di lapangan. Karena itu, KLH/BPLH mendorong agar penanaman pohon menjadi bagian dari setiap agenda perjalanan dinas,” tutur Hanif.

Selain berfungsi sebagai kompensasi emisi, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi dan pelibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Partisipasi warga lokal memastikan bahwa pohon yang ditanam dapat tumbuh optimal sekaligus memberikan manfaat ekonomi.

Penanaman Pohon Bernilai Ekologis dan Ekonomis

Di kawasan KHDTK Sukamakmur yang memiliki lanskap berkontur miring serta rentan terhadap erosi dan longsor, Kementerian Lingkungan Hidup dan BPLH memilih menanam jenis tanaman multi guna atau Multi-Purpose Tree Species (MPTS).

Beberapa jenis yang ditanam antara lain alpukat, durian, mangga, dan jambu. Jenis-jenis tanaman tersebut memiliki nilai ekologis tinggi karena mampu memperkuat perlindungan tanah dan air, meningkatkan kesuburan lahan, serta mendukung mitigasi perubahan iklim.

Tidak hanya itu, pohon-pohon ini juga berpotensi memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar. Hasil panen buah-buahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus memperkuat peran ekonomi hijau di tingkat lokal.

“Penanaman di KHDTK Sukamakmur bukan sekadar upaya menurunkan emisi, tetapi juga langkah adaptasi untuk mengurangi risiko bencana,” tegas Hanif.

Ia menambahkan, kegiatan tersebut selaras dengan program nasional rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan hutan lestari, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Menyelaraskan Tanggung Jawab Global dan Lokal

Langkah Indonesia menanam pohon sebelum keberangkatan ke COP30 bukan hanya simbolis, tetapi juga mencerminkan kesadaran bahwa aksi lingkungan dimulai dari dalam negeri. Penanaman pohon menjadi bentuk komitmen moral bahwa perjuangan melawan perubahan iklim tidak cukup melalui negosiasi di forum global, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang berkelanjutan.

Aksi ini juga menunjukkan bahwa diplomasi lingkungan dapat diintegrasikan dengan pembangunan ekonomi dan sosial. Dengan melibatkan berbagai pihak, gerakan penghijauan seperti ini berpotensi memperkuat fondasi transisi energi bersih, ketahanan pangan, dan mitigasi bencana.

Selain itu, keberhasilan inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menjalankan prinsip tanggung jawab bersama namun berbeda kapasitas (common but differentiated responsibilities). Indonesia, sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim global.

Komitmen Menuju Masa Depan Berkelanjutan

Penanaman pohon oleh Delegasi RI menjadi simbol bahwa pembangunan berkelanjutan tidak hanya menjadi wacana, tetapi diterjemahkan dalam tindakan nyata yang berdampak langsung pada lingkungan dan masyarakat.

Melalui pendekatan Think Globally, Act Locally, Indonesia terus berupaya memperkuat sinergi antara kebijakan nasional dan komitmen internasional dalam menghadapi perubahan iklim. Aksi kecil yang dilakukan bersama di dalam negeri dapat menjadi bagian dari solusi besar untuk bumi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Terkini