Kolaborasi Hijau: Gibran Tanam Mangrove Bersama Pegiat Lingkungan Muda

Selasa, 28 Oktober 2025 | 11:02:59 WIB
Kolaborasi Hijau: Gibran Tanam Mangrove Bersama Pegiat Lingkungan Muda

JAKARTA - Perlindungan lingkungan hidup kembali menjadi perhatian utama pemerintah pusat. 

Dalam kunjungan kerjanya ke Banten, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya kolaborasi lintas generasi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir. 

Ia tidak hanya hadir untuk menanam mangrove, tetapi juga berdialog langsung dengan para pegiat lingkungan muda yang selama ini aktif di kawasan pesisir Ketapang, Kabupaten Tangerang.

Kegiatan tersebut berlangsung di Taman Mangrove Ketapang, Kecamatan Mauk, Provinsi Banten. Di lokasi itu, Gibran menyempatkan diri berbincang dengan masyarakat dan kelompok pelestari mangrove setempat yang telah lama berjuang melawan ancaman abrasi dan keterbatasan pendanaan untuk konservasi.

“Ini luar biasa, Pak Menteri, hadir anak-anak muda dengan ide-ide segar dan inisiatif yang nyata. Saya senang sekali bisa mendengar langsung dari mereka. Tadi ada beberapa anak muda yang menyampaikan gagasan-gagasannya,” ujar Gibran.

Dalam kesempatan itu, Gibran juga menerima paparan singkat dari para pegiat dan pejabat daerah mengenai kondisi ekosistem mangrove di wilayah pesisir Banten. 

Ia mendengarkan sejumlah keluhan terkait kerusakan lahan akibat abrasi serta tantangan dalam mengakses pendanaan bagi kelompok masyarakat yang mengelola konservasi secara swadaya.

Dukungan Pemerintah untuk Ekosistem Mangrove

Wapres Gibran menegaskan, perhatian pemerintah terhadap keberlanjutan lingkungan, termasuk pengelolaan mangrove, semakin diperkuat melalui kebijakan nasional. 

Ia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto memberi perhatian besar terhadap isu swasembada pangan, ketahanan air, hingga efisiensi energi yang saling berkaitan dengan pelestarian pesisir.

“Saat ini kan Pak Presiden sangat concern masalah swasembada pangan, masalah pengairan, masalah pupuk, masalah bibit, mekanisasi, ada yang sudah pakai rumput juga,” ucap Gibran.

Ia menambahkan, program pemerintah ke depan akan berfokus pada peningkatan produktivitas pangan dengan pendekatan berkelanjutan, termasuk pemanfaatan energi surya dan inisiatif koperasi hijau.

 “Terus produksi peningkatan panen, jadi saya kira ini menjadi salah satu solusi, Pak. Kan Pak Presiden sudah ada perintah juga terkait solar panel dengan Koperasi Merah Putih. Saya kira ini menjadi lebih baik mungkin untuk bisa dikembangkan ke depan,” lanjutnya.

Simbol Kolaborasi Lintas Generasi

Usai berdialog, Gibran bersama sejumlah pejabat melakukan kegiatan penanaman bibit mangrove di area pesisir Ketapang. Ia tampak mengenakan sepatu boots hijau, menanam pohon di lumpur pesisir sebagai simbol komitmen terhadap aksi nyata menjaga alam.

Dalam kegiatan itu, Gibran didampingi Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, wakil menteri Diaz Hendropriyono, serta Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid. 

Acara diakhiri dengan sesi foto bersama antara pejabat pemerintah, pegiat lingkungan, dan masyarakat lokal sebagai penanda semangat kolaborasi lintas generasi dalam melindungi ekosistem mangrove.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2025 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. 

Regulasi tersebut menandai langkah baru pemerintah dalam memperkuat gerakan nasional rehabilitasi mangrove di seluruh Indonesia.

Perhatian Khusus terhadap Wilayah Pesisir yang Kritis

Menurut Menteri Hanif Faisol Nurofiq, Wapres Gibran menunjukkan kepedulian besar terhadap keberlangsungan ekosistem mangrove nasional yang luasnya mencapai lebih dari 3,4 juta hektar. Dari jumlah tersebut, sekitar 750.000 hektar telah mengalami degradasi dan membutuhkan rehabilitasi segera.

“Bapak Wakil Presiden sangat menaruh perhatian pada ekosistem mangrove kita. Beliau meminta agar mekanisme pendanaan rehabilitasi segera disiapkan, termasuk penanganan serius bagi wilayah pantai utara Jawa yang kini mengalami penurunan tanah dan abrasi parah,” jelas Hanif.

Ia menambahkan bahwa sinergi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan pelestarian ekosistem mangrove. 

Menurutnya, keberadaan hutan mangrove tidak hanya memiliki fungsi ekologis untuk menahan abrasi dan intrusi air laut, tetapi juga memberi manfaat ekonomi melalui sektor wisata, perikanan, dan hasil olahan mangrove yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

Percepatan Rehabilitasi Mangrove Nasional

Lebih lanjut, Hanif mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempercepat program rehabilitasi mangrove seluas 800.000 hektar di seluruh Indonesia. Program tersebut merupakan bagian dari komitmen nasional dalam memperkuat ketahanan ekosistem dan mendukung ekonomi biru.

“Pak Wapres juga menegaskan kembali komitmen Bapak Presiden untuk memastikan dana rehabilitasi mangrove yang nilainya mencapai sekitar Rp2 triliun benar-benar dimanfaatkan secara optimal. Tahun ini, sudah lebih dari 13 ribu hektar mangrove berhasil direhabilitasi, dan pemerintah akan terus memperluas cakupannya agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat secara nyata,” papar Hanif.

Selain untuk perlindungan lingkungan, proyek ini juga diharapkan dapat memperkuat kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir, terutama melalui pemberdayaan kelompok tani hutan dan koperasi lokal. 

Dengan cara ini, upaya pelestarian tidak hanya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru yang berkelanjutan.

Sinergi Pemerintah dan Masyarakat

Gibran menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat harus terus diperkuat. Ia berharap kegiatan seperti penanaman mangrove tidak berhenti sebagai seremoni, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang ditopang oleh kesadaran kolektif dan kebijakan yang konsisten.

Kunjungan Wapres ke Banten ini sekaligus menjadi pesan simbolis bahwa pelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama. 

Pemerintah menyediakan dukungan kebijakan dan pendanaan, sementara masyarakat menjadi pelaku utama yang menjaga dan mengelola ekosistem di lapangan.

Dengan pendekatan inklusif ini, pemerintah berharap upaya rehabilitasi mangrove tidak hanya memperbaiki kondisi alam, tetapi juga menciptakan masa depan pesisir Indonesia yang lebih tangguh, produktif, dan berkelanjutan.

Terkini