Tujuh Jalur Kereta Api Indonesia Sajikan Keindahan Alam Menakjubkan

Selasa, 28 Oktober 2025 | 11:02:53 WIB
Tujuh Jalur Kereta Api Indonesia Sajikan Keindahan Alam Menakjubkan

JAKARTA - Kereta api di Indonesia bukan sekadar alat transportasi untuk berpindah tempat, melainkan jendela perjalanan yang memperlihatkan keindahan alam Nusantara dari berbagai sisi. 

Di balik gemuruh roda besi yang beradu dengan rel, tersimpan panorama sawah hijau, lembah, gunung, hingga laut yang menakjubkan. 

Setiap lintasan kereta memiliki kisahnya sendiri sebuah perpaduan antara sejarah panjang, teknologi masa kolonial, dan keindahan geografis yang membentang dari barat hingga timur Pulau Jawa.

Inilah momen tepat untuk mengapresiasi jalur-jalur kereta api yang tidak hanya menghubungkan kota, tetapi juga menyatukan manusia dengan alam. Mari menelusuri tujuh jalur kereta api terindah di Indonesia yang layak dijajal minimal sekali seumur hidup.

1. Jalur Kereta Api Bogor–Sukabumi–Cianjur

Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dan mulai beroperasi pada 10 Mei 1883, jalur ini merupakan salah satu yang tertua di Jawa Barat. 

Sejak awal perjalanan dari Stasiun Bogor Paledang, penumpang sudah disuguhi panorama lembah Sungai Cisadane, diikuti oleh kemegahan Gunung Salak dan Gunung Pangrango. Selepas Stasiun Sukabumi, pemandangan berubah menjadi hamparan sawah dan pedesaan yang meneduhkan.

Bagian paling ikonik dari lintasan ini adalah Terowongan Lampegan, terowongan kereta tertua di Jawa Barat yang telah beroperasi sejak 1882 dengan panjang 686 meter. Untuk menikmatinya, wisatawan bisa menumpang KA Pangrango rute Bogor Paledang–Sukabumi atau KA Siliwangi rute Sukabumi–Cipatat.

2. Jalur Kereta Api Purwakarta–Padalarang

Jalur klasik penghubung Jakarta–Bandung ini dioperasikan sejak 2 Mei 1906 dan pernah menjadi kebanggaan masa kolonial dengan layanan KA Parahyangan dan KA Argo Gede.

Pemandangan spektakuler mulai terlihat setelah melewati Stasiun Purwakarta, ketika kereta menanjak dan berkelok di antara bukit-bukit, menampilkan Waduk Jatiluhur dari kejauhan.

Lintasan ini juga melewati Jembatan Cisomang, jembatan kereta tertinggi di Indonesia (sekitar 100 meter), serta Terowongan Sasaksaat, terpanjang di Indonesia dengan panjang 949 meter. 

Jembatan-jembatan megah seperti Cikubang dan Cipada turut mempercantik jalur ini. Hingga kini, keindahan jalur Purwakarta–Padalarang tetap memukau meski sudah ada kereta cepat Whoosh yang melintas di rute searah.

3. Jalur Kereta Api Cicalengka–Banjar

Jalur ini dibangun antara 1887–1894 oleh Staatsspoorwegen dan dianggap salah satu jalur paling menantang karena medan pegunungannya. Setelah melewati Stasiun Cicalengka, kereta mulai menanjak tajam menuju Stasiun Nagreg—stasiun aktif tertinggi di Indonesia di ketinggian 848 mdpl.

Perjalanan berlanjut melalui lereng Gunung Mandalawangi, tikungan tapal kuda Kadungora, dan Stasiun Lebakjero yang terkenal akan pemandangannya. 

Salah satu daya tarik unik di jalur ini adalah Jembatan Cirahong, yang melintasi Sungai Citanduy dengan dua fungsi: rel di atas untuk kereta, dan jalan di bawah untuk kendaraan.

4. Jalur Kereta Api Prupuk–Purwokerto–Kroya

Mulai dioperasikan pada 1916–1917, jalur ini melintasi Pegunungan Pembarisan dan kaki Gunung Slamet, lalu menurun ke Lembah Sungai Serayu. Setelah Stasiun Bumiayu, penumpang akan melihat Jembatan Sakalibel, jembatan terpanjang di lintas ini dengan panjang 298 meter.

Perjalanan makin menawan dengan panorama Terowongan Notog, Jembatan Sungai Serayu Rawalo, dan Terowongan Kembar Kebasen. Jalur ini kerap dilalui kereta-kereta populer seperti KA Argo Lawu, KA Taksaka, dan KA Purwojaya.

5. Jalur Kereta Api Pekalongan–Semarang

Jalur yang dioperasikan sejak 1897–1898 oleh Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS) ini menampilkan keindahan pesisir utara Jawa. Lintasan antara Stasiun Batang hingga Krengseng menjadi favorit karena berada tepat di tepi laut.

Salah satu ikon jalur ini adalah Stasiun Plabuan, satu-satunya stasiun aktif yang terletak di pinggir laut. Saat kereta melintas di sana, ombak laut dan gemerlap PLTU Batang menjadi pemandangan menakjubkan yang hanya bisa dinikmati dari balik jendela kereta.

6. Jalur Kereta Api Blitar–Malang–Bangil

Beroperasi sejak 1878–1897, jalur ini dijuluki jalur kantong karena bentuknya yang unik di peta. Pemandangan alam menakjubkan terlihat dari Jembatan Lahor, Terowongan Karangkates I dan II, serta panorama Bendungan Ir. Sutami.

Saat kereta memasuki wilayah Malang, penumpang disambut pemandangan gunung-gunung megah seperti Semeru, Bromo, dan Arjuno, ditambah pesona Kampung Warna-Warni Malang. Dari Malang menuju Bangil, lintasan kembali menanjak lalu menurun di tengah sawah dan bukit hingga mencapai Stasiun Bangil.

7. Jalur Kereta Api Jember–Ketapang

Jalur di ujung timur Pulau Jawa ini mulai beroperasi antara 1897–1903 dan terkenal karena keindahan pegunungannya. Setelah melewati Stasiun Kalisat, kereta melintasi Terowongan Garahan sepanjang 113 meter, kemudian menyusuri perbukitan Gunung Gumitir dan Terowongan Mrawan sepanjang 690 meter.

Sepanjang perjalanan, pemandangan hutan tropis, kebun kopi, dan Gunung Raung serta Ijen terlihat memukau. Menjelang akhir lintasan, deretan pohon kelapa di sekitar Banyuwangi menghadirkan suasana tropis yang khas. Dari Stasiun Ketapang, penumpang bisa langsung menuju Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pulau Bali.

Menutup Perjalanan: Kereta, Alam, dan Refleksi Diri

Naik kereta api bukan hanya soal mencapai tujuan, melainkan perjalanan untuk menikmati keindahan alam, sejarah, dan budaya yang melebur menjadi satu. Dari Bogor hingga Ketapang, setiap lintasan membawa cerita tentang alam, manusia, dan kemajuan transportasi bangsa.

Dalam tiap perjalanan, kita belajar bahwa kereta api bukan hanya moda transportasi, tetapi juga medium refleksi diri. Sembari menatap sawah dan gunung dari jendela, ada rasa syukur yang mengalir melihat betapa kaya negeri ini.

Selamat Hari Kereta Api Indonesia. Jayalah kereta api Indonesia, teruslah melaju membawa bangsa menembus waktu dan alam dengan penuh keindahan.

Terkini