JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kini tidak lagi hanya fokus pada jumlah kunjungan wisatawan.
Pemerintah mulai mengarahkan kebijakan ke pariwisata yang berorientasi pada kualitas pengalaman.
Langkah ini ditempuh untuk memperkuat sektor kepariwisataan secara nasional. Tujuan utamanya adalah menciptakan dampak ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan bahwa quality tourism menjadi program unggulan kementerian saat ini. Hal ini disampaikan saat menghadiri agenda kerja di Palembang.
"Quality tourism itu tidak hanya berfokus pada jumlah kunjungan wisatawan saja yang datang ke Indonesia, tapi bagaimana kualitas pengalaman mereka di Indonesia, jadi kita meningkatkan kualitas layanan dan juga experience mereka di Indonesia," ujar Widiyanti.
Fokus pada Kualitas Pengalaman dan Lama Tinggal
Widiyanti menjelaskan bahwa pariwisata berkualitas ditujukan untuk menghadirkan pengalaman wisata yang lebih mendalam. Pendekatan ini dinilai lebih berdampak dibanding hanya mengejar volume kunjungan.
Kemenpar ingin menjangkau wisatawan mancanegara yang memiliki preferensi terhadap kualitas, bukan sekadar kuantitas. Artinya, wisatawan tersebut cenderung tinggal lebih lama dan membelanjakan lebih banyak uang selama di Indonesia.
"Kita ingin menyasar wisatawan-wisatawan dari luar negeri yang tentunya high quality juga, di mana mereka datang ke Indonesia itu juga lebih lama tinggalnya dan juga spent uang lebih banyak dan akan meningkat devisa kita itu adalah quality tourism," jelasnya.
Dengan strategi ini, devisa negara dari sektor pariwisata diharapkan meningkat secara signifikan. Selain itu, perputaran ekonomi yang dihasilkan bisa lebih merata dan berjangka panjang.
Promosi Potensi Lokal Jadi Andalan Baru
Kementerian juga memperkuat promosi wisata melalui pendekatan berbasis potensi lokal. Ada tiga sektor yang menjadi andalan, yaitu gastronomi (kuliner), maritim, dan wellness (kesehatan dan kebugaran).
Ketiga sektor tersebut dinilai memiliki kekuatan unik yang sangat diminati pasar global. Selain autentik, sektor ini menciptakan pengalaman berbeda yang tidak ditemukan di negara lain.
Dengan kekayaan kuliner Nusantara, wisata gastronomi menjadi primadona bagi wisatawan. Di sisi lain, wisata maritim dan wellness juga memiliki daya tarik khusus bagi segmen pasar premium.
Pemerintah mendorong pengembangan program-program wisata tematik sesuai potensi daerah. Kolaborasi antara pelaku usaha, komunitas lokal, dan pemerintah menjadi kunci dalam membangun ekosistem yang mendukung.
Kelestarian Budaya dan Alam Tetap Jadi Prinsip
Widiyanti menekankan bahwa pariwisata berkualitas juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya. Oleh karena itu, pendekatan quality tourism tidak bisa dilepaskan dari prinsip keberlanjutan.
"Quality tourism berfokus kelestarian alam dan budaya, dan juga kemajuan ketahanan ekonomi pariwisata itu kembali ke masyarakat di destinasi," kata Widiyanti. Konsep ini ingin memastikan bahwa manfaat pariwisata dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Pelestarian budaya menjadi bagian dari pengalaman wisata yang bernilai tinggi. Wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga berinteraksi dengan budaya lokal secara autentik.
Demikian pula dengan pelestarian lingkungan, yang menjadi tanggung jawab semua pihak. Kegiatan wisata harus mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan minim jejak karbon.
Masyarakat Lokal Dilibatkan dalam Rantai Nilai Pariwisata
Dalam strategi quality tourism, Kemenpar memastikan masyarakat menjadi bagian dari ekosistem pariwisata. Pendekatan ini menciptakan ketahanan ekonomi berbasis komunitas.
Pariwisata berkualitas tidak hanya fokus pada pelaku industri besar, tetapi juga membuka ruang bagi UMKM dan pelaku ekonomi lokal. Dengan begitu, perputaran uang dari sektor wisata akan lebih terasa di tingkat akar rumput.
Kehadiran wisatawan dengan pengeluaran tinggi akan mendorong permintaan terhadap produk dan jasa lokal. Ini menjadi peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi daerah.
Di sisi lain, keterlibatan masyarakat juga menciptakan rasa memiliki terhadap destinasi. Mereka turut menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh wisatawan.
Kementerian Pariwisata terus mengembangkan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku lokal. Ini dilakukan agar standar pelayanan dan pengelolaan destinasi terus meningkat.
Dengan strategi yang terarah dan berbasis kualitas, sektor pariwisata Indonesia diyakini mampu bersaing secara global. Tidak hanya menarik lebih banyak wisatawan, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang lebih dalam dan merata.