JAKARTA - Indonesia tengah berdiri di persimpangan penting antara kebutuhan energi dan tuntutan keberlanjutan.
Di tengah transisi global menuju ekonomi rendah karbon, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) hadir bukan sekadar sebagai pelaku industri energi, tetapi sebagai penggerak perubahan ekonomi hijau nasional.
Melalui langkah strategis dan budaya kerja berbasis risiko, subholding PT Pertamina (Persero) ini berupaya mengubah potensi energi hijau menjadi peluang emas bagi pertumbuhan ekonomi.
Pendekatan ini menegaskan bahwa keberhasilan transformasi energi tidak hanya bergantung pada teknologi dan kebijakan, tetapi juga pada manusia yang berintegritas dan adaptif.
“Keberhasilan transisi energi tak hanya bertumpu pada teknologi dan kebijakan, tetapi juga pada sumber daya manusia (SDM) yang berintegritas dan adaptif. Karena itu, membangun risk culture menjadi kunci agar setiap individu memahami perannya dalam menjaga keberlanjutan bisnis,” ujar Direktur Manajemen Risiko Pertamina NRE, Iin Febrian.
Budaya Risiko sebagai Fondasi Transformasi
Dalam perjalanan menuju ekonomi hijau, manajemen risiko bukan hanya instrumen pengendali, melainkan bagian dari strategi bisnis berkelanjutan.
Menurut Direktur Manajemen Risiko Pertamina, Ahmad Siddik Badrudin, pendekatan yang terstruktur terhadap risiko memastikan setiap langkah bisnis tetap berada dalam jalur aman dan produktif.
“Setiap inisiatif bisnis harus bergerak dalam koridor risk appetite perusahaan, mengantisipasi potensi risiko, dan menyiapkan risk treatment yang tepat agar risiko terkelola dan nilai bisnis bertumbuh,” jelasnya.
Prinsip ini mencerminkan bagaimana Pertamina NRE tidak hanya fokus pada eksplorasi dan pengembangan energi baru, tetapi juga pada penciptaan budaya organisasi yang tangguh dan responsif terhadap perubahan.
Turning Green into Gold: Energi Hijau Bernilai Ekonomi
Komitmen Pertamina NRE terhadap pengembangan energi hijau dan pertumbuhan ekonomi nasional tercermin dalam penyelenggaraan Risk Management Forum 2025 bertajuk “Turning Green into Gold.”
Forum ini menjadi ruang kolaborasi lintas fungsi untuk memperkuat budaya manajemen risiko serta mendorong percepatan transisi energi bersih di Indonesia.
Tema “Turning Green into Gold” bukan sekadar slogan, melainkan filosofi kerja Pertamina: bagaimana tantangan dalam pengembangan energi hijau bisa diubah menjadi nilai ekonomi yang nyata.
Tahun ini menjadi momentum istimewa karena Risk Management Forum telah memasuki penyelenggaraan ke-10 di lingkungan Pertamina dan edisi ke-3 yang diselenggarakan oleh Pertamina NRE.
Kegiatan ini menggandeng berbagai pemangku kepentingan strategis seperti Kementerian Investasi/BKPM, PT PLN (Persero), dan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi bukti bahwa transisi energi bukan agenda sektoral, melainkan upaya nasional yang memerlukan sinergi antara pemerintah, BUMN, dan dunia industri.
Menyiapkan Jalan Menuju Net Zero Emission
Dalam forum tersebut, Deputi Bidang Perencanaan Kementerian Investasi/BKPM, Dedi Latip, mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyinkronkan regulasi untuk mempercepat langkah menuju net zero emission.
“RUU Energi Terbarukan hampir rampung dan didorong segera disahkan agar pembangunan energi bersih melaju masif,” ujarnya.
Menurut Dedi, Indonesia memiliki potensi besar pada sektor hidrogen, panas bumi, dan tenaga surya. Tantangan utamanya kini adalah bagaimana potensi itu bisa diimplementasikan secara nyata, bukan sekadar menjadi wacana.
“Indonesia punya potensi hidrogen, panas bumi, dan surya yang besar. Tugas kita memastikan potensi itu diimplementasikan, bukan sekadar dibicarakan,” tegasnya.
Dengan regulasi yang semakin jelas dan manajemen risiko yang semakin matang, berbagai proyek energi hijau di Indonesia diharapkan mampu memberi manfaat langsung bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
Kolaborasi, Inovasi, dan Eksekusi Nyata
Lebih dari sekadar forum diskusi, Risk Management Forum 2025 menjadi ajang untuk berbagi strategi dan praktik terbaik dalam menghadapi kompleksitas transisi energi.
Berbagai topik yang dibahas mencakup penguatan regulasi, inovasi teknologi, hingga model komersialisasi energi hijau. Tujuannya jelas: agar setiap ide yang lahir dari forum ini tidak berhenti di tataran wacana, tetapi segera bertransformasi menjadi eksekusi nyata.
Pendekatan semacam ini memperlihatkan bahwa Pertamina NRE tidak hanya menyiapkan proyek energi hijau, tetapi juga menciptakan ekosistem keberlanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal maupun nasional.
Dengan prinsip risk-aware, setiap lini bisnis diarahkan untuk berinovasi secara bertanggung jawab memastikan keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan keuntungan ekonomi.
Menjaga Keseimbangan antara Risiko dan Pertumbuhan
Dalam konteks global yang penuh dinamika, pengelolaan risiko menjadi elemen penting dalam menjaga daya saing industri energi. Pertamina NRE menyadari bahwa mempercepat transformasi energi berarti juga menghadapi ketidakpastian, mulai dari fluktuasi pasar hingga perubahan regulasi.
Namun, melalui risk culture yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, setiap tantangan dapat dijadikan peluang untuk menciptakan nilai ekonomi hijau.
Seperti yang ditekankan oleh Iin Febrian, pembangunan budaya risiko bukan hanya soal kepatuhan, tetapi tentang menciptakan kesadaran bersama bahwa keberlanjutan bisnis adalah tanggung jawab kolektif.
Pendekatan inilah yang membuat Pertamina NRE bukan hanya pemain di sektor energi, tetapi juga arsitek masa depan ekonomi hijau Indonesia.
Dari Hijau Menjadi Emas: Jalan Baru Pertumbuhan
Transformasi energi kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Melalui strategi yang terarah, kolaborasi lintas lembaga, dan penerapan manajemen risiko yang kuat, Pertamina NRE berkomitmen untuk menjadikan energi hijau sebagai motor penggerak ekonomi nasional.
Forum Turning Green into Gold menjadi simbol bahwa keberlanjutan bisa sejalan dengan profitabilitas, dan bahwa masa depan energi Indonesia bukan hanya bersih tetapi juga memberdayakan rakyat dan memperkuat ekonomi bangsa.
Dengan sinergi antara teknologi, regulasi, dan manusia yang berintegritas, Indonesia kini melangkah lebih mantap menuju era energi hijau yang berkeadilan dan produktif.